Waspada, 5 Bahaya Sering Konsumsi Minuman Boba
“Minuman boba sering menjadi pilihan untuk melepas rasa haus atau sekadar dikonsumsi di saat senggang. Oleh karena memiliki rasa yang lezat dan manis, minuman ini sering menjadi favorit. Namun, ternyata terlalu sering mengonsumsi boba bisa memicu gangguan kesehatan, termasuk gangguan kesehatan yang berbahaya.”
Minuman boba dengan tambahan es batu sering menjadi pilihan untuk melepas dahaga. Memang, boba alias bubble tea saat ini masih menjadi tren minuman kekinian. Banyak orang yang menyukai jenis minuman ini, mungkin karena penampilannya yang menarik dan rasa lezat serta manis yang ditawarkan dalam segelas minuman.
Tidak jarang, hal ini membuat seseorang bisa mengonsumsi minuman boba setiap hari. Padahal, berlebihan dalam mengonsumsi jenis minuman ini bisa berdampak buruk pada kesehatan tubuh, lho. Kok bisa? Hal itu terjadi karena kandungan dalam segelas minuman bubble tea ternyata bisa memicu dampak yang berbahaya. Biar lebih jelas, simak ulasannya di sini!
Dampak Kesehatan dari Konsumsi Minuman Boba
Seperti namanya, bubble tea pada dasarnya merupakan minuman yang terbuat dari teh. Namun jangan lupa, ada tambahan bola kenyal atau yang disebut boba dalam minuman ini. Bola-bola ini terbuat dari tapioka dan ternyata mengandung kalori tinggi. Nah, hal inilah yang membuat minuman boba bisa memicu dampak buruk pada kesehatan tubuh.
Lantas, apa saja dampak kesehatan yang bisa muncul dari terlalu sering mengonsumsi bubble tea?
Obesitas
Salah satu dampak yang bisa muncul dari sering mengonsumsi minuman boba adalah kelebihan berat badan atau obesitas. Pasalnya, minuman ini umumnya disajikan dengan tambahan susu, sirup, krimer, perisa buatan, serta berbagai bentuk lain dari gula dan ditambahkan bola kenyal alias boba. Nah, bahan-bahan tambahan tersebut yang bisa menyumbang kenaikan berat badan. Dalam satu gelas minuman boba ukuran 500 mililiter, diduga mengandung hingga 500 kalori. Padahal, kebutuhan kalori harian orang dewasa hanya sekitar 1800–2000 kalori.
Gangguan Pencernaan
Kebanyakan mengonsumsi minuman boba bisa memicu gangguan pencernaan, yaitu sembelit. Pasalnya, bubble memiliki kandungan nutrisi yang rendah, terutama serat. Terlalu sering mengonsumsi boba bisa membuat tubuh tidak mendapat asupan serat yang cukup. Salah satu alasannya karena keinginan untuk makan biasanya menurun karena sudah terlalu kenyang. Kurangnya asupan serat dan nutrisi lain dari makanan sehat bisa meningkatkan risiko sembelit.
Gangguan Kesehatan Gigi dan Mulut
Segelas bubble tea terbuat dari campuran teh, susu, dan gula. Belum lagi disajikan dingin. Bahan-bahan tambahan ini nyatanya bisa memicu terjadinya masalah kesehatan pada gigi dan mulut. Salah satu gangguan yang bisa muncul karena terlalu sering mengonsumsi minuman boba adalah gigi berlubang. Kondisi ini bisa muncul karena gula dan bahan tambahan lain dalam minuman diubah menjadi zat asam oleh bakteri di mulut. Semakin lama, lapisan enamel gigi menjadi terkikis dan gigi jadi berlubang.
Risiko Penyakit Lain
Kandungan pemanis buatan, pengental, dan pengawet dalam minuman ini juga bisa meningkatkan risiko penyakit lain. Zat-zat dalam bahan tersebut dinilai tidak baik bagi kesehatan tubuh jika dikonsumsi secara berlebihan dan bisa meningkatkan risiko berbagai penyakit, seperti diabetes.
Memperparah Masalah Kulit
Tahukah kamu, sering mengonsumsi minuman manis seperti boba juga bisa berdampak buruk pada kulit lho. Minuman boba yang tinggi gula bisa menyebabkan lonjakan insulin, hormon yang membantu menstabilkan kadar gula darah. Ketika insulin melonjak, peradangan juga meningkat. Nah, hal itu bisa memperburuk peradangan dan infeksi kulit yang sudah ada, seperti eksim, rosacea, psoriasis, dan jerawat.
Mengingat ada banyak risiko kesehatan yang bisa muncul akibat minum boba berlebih, kamu dianjurkan untuk membatasi minuman manis ini. Bila kamu sangat menyukai minuman boba, tidak apa-apa untuk mengonsumsinya, tetapi cobalah untuk mengurangi kalori dari minuman tersebut dan hanya meminumnya sesekali. Kamu bisa mengurangi kalori minuman boba dengan memilih susu rendah lemak, atau susu almond.
Post a Comment