6 Mitos Tentang Kesahatan Amandel Yang Harus Kita Ketahui!
SahabatQQ - Banyak orang yang tak menyadari keberadaan amandel (tonsil) hingga mengalami radang amandel (tonsilitis). Amandel adalah organ kecil bagian dari sistem limfatik yang ada di bagian dalam tenggorokan. Walau ukurannya kecil, tapi tonsil perannya penting, lo!
Ada beberapa informasi tentang amandel yang dipercaya tetapi tidak berdasarkan fakta. Yuk, kenali apa saja mitos fakta seputar amandel sekaligus lebih memahami organ yang satu ini.
1. "Amandel tidak berguna"
Ini cuma mitos! Faktanya, amandel adalah garda terdepan dari sistem pertahanan tubuh kita dalam melawan berbagai penyakit.
Tanpa kamu sadari, ada banyak kuman penyakit yang terhirup saat bernapas. Tugas amandel ini adalah membendung bakteri atau virus penyebab infeksi. Makanya, kalau amandel bermasalah, itu akan memengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan.
2. "Radang amandel selalu disebabkan oleh bakteri"
Ini tidak benar. Dilansir MayoClinic, walaupun radang amandel bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, tetapi penyebabnya yang paling sering adalah virus.
Bakteri penyebab radang amandel paling umum adalah Streptococcus pyogenes (streptococcus grup A), yaitu bakteri yang menyebabkan radang tenggorokan. Strain lainnya dan jenis bakteri lain juga bisa menyebabkan tonsilitis.
Tonsilitis akibat radang tenggorokan bisa menyebabkan komplikasi serius bila tidak mendapat perawatan. Komplikasi bisa berupa infeksi telinga, demam reumatik, sinusitis, dan pneumonia. Pada kasus umum, amandel yang disebabkan oleh infeksi bakteri memiliki ciri berwarna merah dan terdapat bintik-bintik putih kecil di atasnya.
Beberapa faktor risiko tonsilitis meliputi:
- Usia muda. Tonsilitis paling sering menyerang anak-anak dan bakteri adalah penyebab umum tonsilitis pada usia 5-15 tahun
- Sering terpapar kuman. Anak usia sekolah berhubungan dekat dengan teman sebayanya dan sering terpapar virus atau bakteri yang bisa menyebabkan tonsilitis
SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya
3. "Tonsilitis tidak menular"
Dilansir Healthline, bila kamu punya tonsilitis, kamu bisa menularkannya dalam waktu 24-48 jam sebelum mengalami gejala. Kamu bahkan masih bisa menularkan penyakit hingga benar-benar sembuh.
Bila mengonsumsi antibiotik untuk mengobati tonsilitis akibat bakteri, kamu tidak akan bisa menularkan penyakit setelah 24 jam.
Kamu bisa terkena tonsilitis jika seseorang yang menderitanya batuk atau bersin di dekatmu dan kamu menghirup droplet-nya. Bila kamu menyentuh benda yang terkontaminasi, seperti gagang pintu, lalu kamu menyentuh hidung atau mulut tanpa cuci tangan terlebih dulu, kamu juga bisa terkena tonsilitis.
Berkontak dengan banyak orang juga meningkatkan risiko terpapar tonsilitis. Inilah kenapa tonsilitis banyak dialami anak-anak. Bila mengalami gejala, baiknya tetap di rumah untuk mencegah penularan. Biasanya butuh waktu sekitar 2-4 hari untuk menunjukkan gejala setelah terpapar dengan seseorang yang menderita tonsilitis.
4. "Kita hanya memiliki satu amandel"
Sebetulnya kita memiliki empat buah tonsil. Banyak orang yang mengira dirinya cuma memiliki satu tonsil karena memang yang terlihat hanya satu buah saat membuka mulut.
Faktanya, kita memiliki dua pasang amandel di sisi lain. Amandel yang sering kita lihat disebut dengan tonsila palatina. Selain itu, terdapat adenoid atau tonsila faringeal, yang dapat ditemukan di belakang hidung, serta tonsila lingual yang terletak di bagian belakang lidah berguna melindungi mulut dan hidung dan menghasilkan antibodi untuk memerangi patogen asing.
5. "Amandel yang terinfeksi hanya menyebabkan radang tenggorokan"
Amandel yang bengkak dan terinfeksi dihubungkan dengan mendengkur dan sleep apnea, yang mana keduanya bisa menyebabkan kualitas tidur yang buruk dan menimbulkan masalah kesehatan.
Sleep apnea pun telah dihubungkan dengan penyakit seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, depresi, kehilangan memori, serta memengaruhi performa belajar anak.
Gejala tonsilitis yang bisa terjadi meliputi:
- Tenggorokan sangat sakit
- Sulit atau nyeri saat menelan
- Suara serak
- Bau napas tak sedap
- Demam
- Menggigil
- Sakit perut
- Sakit di telinga
- Sakit kepala
- Leher kaku
- Nyeri rahang dan leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening
- Tonsil memerah dan bengkak
- Ada bintik putih atau kuning pada tonsil
Pada anak-anak, mereka bisa menunjukkan gejala cepat marah, hilang nafsu makan, atau air liur yang berlebihan.
6. "Dokter tidak lagi mengobati radang amandel dengan pembedahan"
Pembedahan untuk mengangkat tonsil disebut tonsilektomi. Metode ini hanya direkomendasikan untuk orang-orang dengan tonsilitis kronis atau berulang, atau untuk kasus di mana tonsilitis menyebabkan komplikasi atau gejalanya tidak membaik.
Bila seseorang mengalami radang amandel atau radang tenggorokan setidaknya 5-7 kali dalam setahun, tonsilektomi bisa membantu. Pembedahan sendiri juga bisa membantu masalah pernapasan atau masalah dalam menelan akibat tonsilitis.
Menurut laporan dalam jurnal Pediatrics tahun 2017, tonsilektomi mungkin mengurangi jumlah infeksi tenggorokan pada anak-anak selama tahun pertama setelah operasi. Namun, menurut studi dalam JAMA Otolaryngology—Head & Neck Surgery tahun 2018, orang dewasa yang amandelnya diangkat saat masih anak-anak memiliki peningkatan risiko penyakit pernapasan dan infeksi dalam jangka panjang.
Tonsilektomi mungkin bisa mengurangi risiko mengalami radang tenggorokan, tetapi kemungkinannya tetap ada. Selain itu, ada juga kemungkinan tonsil untuk tumbuh kembali pascaoperasi, tetapi ini jarang terjadi.
Itulah beberapa mitos kesehatan tentang amandel atau tonsil beserta penjelasan faktanya. Bila kamu mengalami gejala radang amandel, sebaiknya segera periksakan ke dokter agar bisa mendapat penanganan yang tepat dan terhindar dari komplikasi. Agen Domino99
Post a Comment