Header Ads


Perbandingan 5 Jenis Vaksin COVID-19 Yang Akan Digunakan di Indonesia

Info Kesehatan - Sejak pertama kali COVID-19 mewabah, kehadiran vaksin COVID-19 selalu menjadi hal yang ditunggu-tunggu oleh semua pihak. Sebab, kehadiran vaksin dipercaya dapat menjadi kunci untuk mengendalikan pandemik. Kabar baiknya, saat ini sudah ada beberapa kandidat vaksin yang sudah disetujui untuk penggunaan massal.

Perbandingan 5 Jenis Vaksin COVID-19 Yang Akan Digunakan di Indonesia

Indonesia sendiri akan mengimpor vaksin COVID-19 dari beberapa perusahaan farmasi yang berbeda. Masing-masing merek vaksin yang akan diimpor Indonesia ini tentunya memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Supaya tidak bingung ingin memilih vaksin apa nantinya. Yuk, simak inilah perbandingan beberapa merek vaksin yang akan digunakan di Indonesia, dirangkum dari laman Bio Space, Washington Post, dan BBC.


1. Pfizer-BioNTech

Vaksin Pfizer-BioNTech adalah vaksin buatan perusahaan Pfzier asal Amerika Serikat (AS) yang berkolaborasi dengan BioNTech asal Jerman. Vaksin ini merupakan vaksin tipe mRNA yang mengode protein lonjakan virus dan dikemas dalam nanopartikel lipid.

Setelah disuntikkan, sel-sel mengeluarkan protein lonjakan, memicu sistem kekebalan tubuh untuk mengenali virus. Dalam uji coba tahap III, vaksin ini menunjukkan efektivitas sebesar 95 persen.

Vaksin Pfizer-BioNTech membutuhkan penyimpanan sekitar -70 derajat Celcius, yang artinya harus disimpan dalam freezer khusus, membuatnya kurang ideal untuk digunakan di negara-negara berkembang yang mana fasilitas penyimpanannya belum memadai atau belum merata.

Vaksin Pfizer-BioNTech sendiri sudah mulai digunakan untuk vaksinasi massal di Inggris per tanggal 8 Desember 2020, dengan pasien pertama adalah seorang perempuan berusia 90 tahun. 

Tipe: mRNA

Buatan: Pfizer Amerika dan BioNTech Jerman

Efektivitas: 95 persen

Harga: US$19,5 (sekitar Rp275.000) per dosis untuk 100 juta dosis pertama.


2. Moderna

Menurut pembacaan data awal dari vaksin COVID-19, menunjukkan tingkat kemanjuran vaksin Moderna sebesar 94,5 persen. Sama seperti vaksin Pfizer-BioNTech, Moderna adalah vaksin mRNA dan sama-sama dibuat oleh perusahaan asal AS.

Akan tetapi, tidak seperti vaksin Pfizer-BioNTech, vaksin Moderna stabil pada temperatur 2-7 derajat Celcius, atau kira-kira pada suhu standar lemari es medis, hingga 30 hari; dan dapat disimpan hingga enam bulan pada -20 derajat C.

Tipe: mRNA

Buatan: Moderna, AS

Efektivitas: 94,5 persen

Harga: US$25 hingga US$37 (sekitar Rp353.000 hingga Rp522.200) per dosis


3. AstraZeneca

Vaksin kolaborasi dari AstraZeneca dan University of Oxford menunjukkan tingkat efektivitas hingga 90. Vaksin ini menggunakan teknologi dari perusahaan pemintalan Oxford, Vaccitech. SahabatQQ

Vaksin ini menggunakan versi yang dilemahkan dari virus flu biasa (adenovirus) yang menyebabkan infeksi pada simpanse. Setelah vaksinasi, sel menghasilkan protein lonjakan yang merangsang sistem kekebalan untuk menyerang virus SARS-CoV-2.

Ada total 131 kasus positif COVID-19 dalam kelompok analisis sementara. Satu regimen dosis diberikan dengan setengah dosis diikuti dengan dosis penuh dengan selang waktu satu bulan dan menunjukkan efektivitas 90 persen.

Regimen dosis lain diberikan dua dosis penuh dengan jeda setidaknya satu bulan dan menunjukkan efektivitas 62 persen. Analisis gabungan menunjukkan kemanjuran rata-rata 70 persen.

Vaksin AstraZeneca dapat disimpan, diangkut, dan ditangani pada kondisi pendingin normal, sekitar 2-7 derajat Celcius, setidaknya selama enam bulan dan diberikan dalam pengaturan perawatan kesehatan yang ada.

Tipe: Berbasis adenovirus

Buatan: AstraZeneca dan University of Oxford, Inggris

Efektivitas: 62-90 persen

Harga: US$3 (sekitar Rp42.000) per dosis, tetapi bervariasi menurut pasar.


4. CoronaVac

Tanggal 6 Desember kemarin, vaksin pertama yang diimpor Indonesia COVID-19 tiba di Jakarta. Vaksin tersebut memiliki merek CoronaVac, buatan perusahaan biofarmasi Sinovac yang berbasis di Beijing, Tiongkok.

CoronaVac menggunakan virus yang tidak aktif guna mengekspos sistem imunitas tubuh terhadap virus tanpa menyebabkan respons penyakit yang serius. Jika dibandingkan dengan vaksin Pfizer dan Moderna, CoronaVac menggunakan metode vaksin yang lebih tradisional, tetapi efektif diaplikasikan pada banyak vaksin populer, seperti rabies.

Salah satu keunggulan utama Sinovac adalah dapat disimpan di lemari es standar pada suhu 2-8 derajat Celcius. Selain itu, Sinovac diperkirakan mampu memproduksi 300 juta dosis vaksin dalam setahun. Akan tetapi, karena vaksin CoronaVac ini belum menyelesaikan uji coba tahap akhir, jadi belum dapat dipastikan berapa persen efektivitasnya. Hanya saja, menurut uji coba pertama dan kedua, dapat dikatakan bahwa vaksin ini efektif untuk situasi darurat.

Untuk harga vaksin, melansir CNN, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan harga vaksin Sinovac adalah US$10 hingga US$20, yaitu sekitar Rp141.320 sampai Rp282.640 per dosis.

Tipe: Virus inaktif

Buatan: Sinovac

Efektivitas: Belum diketahui


5. Sinopharm

Selain Sinovac, perusahaan farmasi lain asal Cina, yaitu China National Pharmaceutical Group (Sinopharm) juga memproduksi vaksin COVID-19. Vaksin ini juga telah disetujui untuk penggunaan umum oleh pemerintah untuk pertama kalinya, dengan dukungan pertama diberikan oleh Uni Emirat Arab setelah meninjau bahwa suntikan vaksin Sinopharm memiliki tingkat efektivitas 86 persen.

Sama seperti vaksin CoronaVac, vaksin Sinopharm juga menggunakan virus yang telah dimatikan atau dilemahkan. Vaksin Sinopharm juga memiliki keunggulan dalam hal penyimpanan, karena dapat disimpan di lemari es biasa. Mungkin juga akan menjadi yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Bahkan, sejak November kemarin sekitar 1 juta orang telah menerima vaksin Sinopharm, termasuk warga negara Tiongkok yang bekerja di luar negeri. Agen Domino99

Untuk harga, vaksin ini dibanderol seharga 1.000 yuan China, setara dengan Rp2,15 juta untuk dua kali suntikan.

Tipe: Virus inaktif

Buatan: Sinopharm

Efektivitas: 86 persen


Ada pula vaksin buatan Indonesia

Para ilmuwan Tanah Air pun juga sedang mengembangkan vaksin untuk COVID-19 yang diberi nama vaksin Merah Putih. Melansir pemberitaan media, Menristek Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa vaksin Merah Putih adalah vaksin yang bibitnya diteliti dan dikembangkan di Indonesia dengan memakai isolavirus yang bertransmisi di Indonesia. Selanjutnya, bibit tersebut akan diproduksi oleh perusahaann farmasi Tanah Air.

Diharapkan, vaksin tersebut pada triwulan keempat 2021 sudah bisa diproduksi secara massal.


Demikianlah perbandingan beberapa jenis vaksin COVID-19 yang akan digunakan di Indonesia. Setelah membaca informasi ini, semoga kamu tidak bingung lagi mengenai perbedaan masing-masing vaksin.

No comments