7 Penjelasan Secara Medis Yang Menyebabkan Kematian Saat Tidur
Info Kesehatan - Setiap individu dari kita pasti menginginkan yang namanya mati di saat tertidur. Alasannya mudah: karena menghadapi kematian selalu menakutkan dan kita berharap di saat tidur, kita meninggal tanpa merasakan apa-apa.
Menariknya kita pun tidak terlalu memahami, bagaimana bisa seseorang meninggal di dalam tidurnya? Apa yang sebenarnya terjadi hingga dia kehilangan nyawanya? Apakah benar kematian di saat tidur sangat menenangkan?
Berikut ini beberapa penjelasan ilmiah mengenai kematian di kala tidur. Mulai dari penyebab paling umum sampai jawaban dari pertanyaan, “Apakah benar mereka meninggal dalam damai tanpa merasakan rasa sakit?”
1. Kematian ketika tidur adalah hal yang sangat jarang ditemui
Apakah kamu sadar orang yang meninggal dalam tidur jumlahnya terasa lebih sedikit ketimbang mereka yang meninggal dalam kasus lain? Itu memang benar. U.S. News menyebutkan memang jumlah kasus mereka yang meninggal dalam tidur lebih langka dari masalah-masalah lainnya.
Satu artikel di LinkedIn yang berjudul Dying in Your Sleep: More Common Than You Think menyebutkan setidaknya satu dari delapan orang yang memiliki penyakit jantung dapat meninggal ketika tidur. Itu berarti kemungkinan orang yang meninggal ketika tertidur adalah 12,5 persen.
Namun beberapa jawaban di Quora menyanggah pernyataan itu. Malahan diperkirakan kematian saat tertidur ini hanya dialami 0,5 persen penduduk dunia tiap tahunnya. Walaupun semua angka ini dipertanyakan, tetapi setidaknya ia sudah memberikan gambaran jarangnya tingkat kematian yang terjadi ketimbang penyebab lain.
2. Semakin muda seseorang yang meninggal saat tertidur, semakin dipertanyakan pula penyebabnya
Lebih lanjut dalam artikel U.S. News di kanal kesehatannya itu, meninggal ketika tidur sering digunakan sebagai pernyataan terhadap mereka yang meninggal dalam kondisi tidak jelas. Selain itu pernyataan ini juga dipakai keluarga demi menjaga privasi mereka. Tujuannya adalah untuk menjauhkan kerabat atau orang-orang di sekitarnya dari rasa tidak nyaman.
Satu fakta unik yang dituliskan pada artikel tersebut adalah masalah umur. Disebutkan semakin muda umur seseorang yang meninggal dalam tidur, maka semakin dipertanyakan pula penyebabnya. Karena itu otopsi lebih umum dilakukan kepada mereka yang meninggal di umur muda ketimbang mereka yang sudah dewasa, terlebih di atas 50 tahun, dan memiliki riwayat kesehatan yang memburuk.
3. Penyebab paling umum kematian saat tidur adalah gagal jantung
Dari sekian banyaknya penyebab yang ada, kasus kematian dalam tidur paling sering disebabkan karena gagal jantung. Gagal jantung ini bisa terjadi apabila seseorang memiliki sleep apnea atau gangguan tidur yang membuat ritme pernapasan tidak stabil ketika tertidur hingga berimbas pada jantung yang berhenti. SahabatQQ
Dalam artikel Central control of cardiovascular function during sleep yang diterbitkan American Journal of Physiology, tidur dalam memang terbukti secara ilmiah mengubah pola kardiovaskular. Tidak mengagetkan jika tiba-tiba kardiovaskularmu itu tidak berjalan dengan normal dan berakhir membunuhmu secara mendadak.
4. Keracunan gas juga bisa menyebabkan kematian saat tertidur
Masih dalam artikel U.S. News, disebutkan tiap tahun di Amerika terjadi kasus keracunan karbon monoksida. Hal ini bisa ditimbulkan lewat peralatan rumah tangga yang rusak dan bisa kamu tidak sadari telah terjadi. Itu karena karbon monoksida tidak menimbulkan bau apa-apa dan tetiba saja pernapasanmu menjadi bermasalah karena mengirupnya.
Jika racun karbon monoksida ini terjadi saat tengah malam kala orang banyak tertidur, bisa jadi kamu akan meninggal karena tercekik gas tersebut tanpa kamu rasakan. Sedikit serupa apabila kamu mengalami trauma saat tertidur. Sebagai contoh dinding kamarmu ambruk menjatuhimu saat tertidur. Ini masuk dalam kondisi meninggal saat tertidur lewat faktor eksternal, namun punya bentuk yang berbeda.
5. Sindrom kematian mendadak menjadi salah satu penyebab yang diperkirakan membunuh orang saat berada di alam mimpi
Masih berada dalam kasus pernapasan, ada yang dinamakan sindrom kematian mendadak. Kurang lebih ini serupa dengan gagal jantung, tetapi ini terjadi lebih mendadak dan tak bisa diprediksi. Healthline menuliskan sindrom ini bisa terjadi jika struktur jantungmu bermasalah dan atau terdapat gangguan elektrik pada denyut jantung hingga menyebabkan ketidakteraturan.
Dilaporkan dalam artikel Healthline, empat persen orang yang mendapatkan sindrom kematian mendadak sama sekali tidak menunjukkan kejanggalan ketika diotopsi. Itu artinya sindrom kematian mendadak bisa dikenal pula sebagai penyebab kematian yang tidak jelas.
6. Kasus kematian saat tertidur yang paling langka adalah tenggelam kering
Apakah kamu memiliki kerabat yang meninggal dalam tidur? Mungkin satu pertanyaan guna menguak penyebab kematiannya adalah “Apakah dia berenang sebelumnya, setidaknya dalam kurun waktu satu minggu?” Itu karena bisa jadi penyebab kematian saat tertidur karena fenomena tenggelam kering.
Fenomena kesehatan yang juga dikenal sebagai sindrom pasca-perendaman ini dideskripsikan Healthline sebagai kondisi batang tenggorokan yang menutup dengan sendirinya hingga membuat seseorang tercekik. Ini terjadi jika kamu sedang berenang dan kamu menghirup atau menelan air dalam jumlah banyak. Tujuan sebenarnya adalah untuk melindungi paru-parumu agar tidak terendam air.
Dalam The New Times, dikatakan jika tenggelam kering ini bisa terjadi dalam kurun waktu beberapa jam hingga beberapa hari setelah momen menelan air tersebut. Bukan tidak mungkin pula efeknya dapat terjadi ketika kamu tertidur.
7. Kesimpulannya belum tentu meninggal dalam tidur itu sebenarnya tenang
Melihat dari berbagai penyebab ini, susah disimpulkan apakah benar orang yang meninggal kala tertidur itu mati dengan kondisi tenang. Ada kemungkinan sebenarnya mereka merasakan sakit, tetapi hal itu tak dapat diucapkan karena dalam kondisi tertidur. Malahan ada kemungkinan 50:50 mereka meninggal dengan kondisi mata terbuka. Agen Domino99
Mati saat tertidur dengan penyebab utama gangguan tidur sebenarnya bisa dihindari. Caranya dengan melihat gejala-gejala yang tak kentara. Sebagai contoh mengorok, insomnia, mood yang berubah dan lain sebagainya. Perhatikan gejala ini untuk menghindari yang tidak diinginkan.
Post a Comment