Pola Makan Fruitarian dan Efeknya bagi Tubuh Kita
InfoKesehatan - Tahukah kamu kalau mendiang Steve Jobs (pendiri perusahaan teknologi Apple) dulunya adalah penganut fruitarian? Ini adalah pola makan nabati yang cukup ekstrem, yang mana kebutuhan kalori dipenuhi dari konsumsi buah.
SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya
Sepintas, pola makan fruitarian terdengar sehat. Akan tetapi, apa efeknya bila diterapkan untuk jangka panjang?
1. Termasuk diet ketat dengan risiko malnutrisi yang tinggi
Dalam pola makan fruitarian, sekitar 50–75 persen kebutuhan kalori harian dipenuhi dari buah mentah. Sementara itu, sebanyak 25–50 persen kalori lainnya berasal dari kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran.
Bahkan, ada yang sangat strict yang 90 persen kebutuhan kalorinya bersumber dari buah dan 10 persen dari kacang-kacangan atau biji-bijian. Mengutip Verywell Fit, diet ketat seperti ini meningkatkan risiko kekurangan gizi atau malnutrisi.
Selain itu, penganut pola makan ini cenderung kekurangan vitamin B12, kalsium, vitamin D, yodium, dan asam lemak omega-3. Dilansir Cleveland Clinic, ini menyebabkan kelelahan, lesu, anemia, disfungsi sistem kekebalan tubuh, serta rentan mengalami osteoporosis di kemudian hari.
2. Berbahaya bagi pengidap diabetes dan prediabetes
Pola makan fruitarian tidak direkomendasikan untuk orang yang memiliki diabetes atau berada di fase prediabetes. Buah-buahan mengandung gula alami sehingga makan terlalu banyak akan berdampak negatif terhadap kadar gula darah.
Misalnya, dalam 100 gram mangga mengandung 14 gram gula, mengutip Nutritionix. Sementara itu, anjuran konsumsi gula adalah 50 gram per hari. Artinya, asupan gula harian kita telah terpenuhi 28 persen jika makan 100 gram mangga.SahabatQQ
Padahal, penganut pola makan fruitarian bisa mengonsumsi ratusan gram buah setiap harinya. Ada kemungkinan asupan gula yang mereka konsumsi melebihi batas maksimal yang dianjurkan.
3. Berisiko tinggi mengalami kerusakan gigi
Kandungan gula yang tinggi pada buah membuat kita berisiko tinggi mengalami kerusakan gigi. Asam sitrat dalam buah bisa mengikis enamel gigi dan membuat gigi menjadi berlubang, mengutip Dental Choice.
Spesifiknya, gula yang menempel di permukaan gigi bisa memicu perkembangan bakteri. Gigi rentan terhadap pembusukan karena bakteri menyebabkan enamel (lapisan pelindung gigi) menjadi aus.
Untuk mencegah ini terjadi, disarankan berkumur dengan air setelah makan buah-buahan untuk menghilangkan gula yang tersisa di permukaan gigi.
4. Rentan mengalami defisiensi protein
Penganut pola makan fruitarian rentan mengalami defisiensi protein. Padahal, protein penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel, regulasi hormon, serta memproduksi antibodi untuk melawan infeksi.
Menurut Kementerian Kesehatan RI, kebutuhan protein pada laki-laki dewasa adalah 62–66 gram per hari dan 56–59 gram per hari pada perempuan dewasa. Sementara itu, buah dengan kadar protein tertinggi adalah jambu merah, yaitu 2,6 gram per 100 gram, dilansir MyFoodData.
Bayangkan, berapa ratus gram atau bahkan berapa kilogram buah yang harus dikonsumsi dalam sehari untuk memenuhi kebutuhan protein? Solusinya, beberapa penganut fruitarian memilih mengonsumsi kacang-kacangan atau sayuran tertentu untuk mencegah defisiensi protein.Agen Domino99
5. Sel terlindungi dari kerusakan oksidatif berkat antioksidan
Seperti yang kita ketahui, buah-buahan kaya akan antioksidan yang bisa melindungi sel dari kerusakan oksidatif. Mengutip Medical News Today, antioksidan merupakan zat yang bisa mencegah atau memperlambat kerusakan sel akibat radikal bebas.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry tahun 2008, delima dan beri (bluberi, blackberry, dan rasberi) memiliki nilai aktivitas antioksidan seluler (CAA) tertinggi, sedangkan pisang dan melon memiliki nilai terendah.
Dapat disimpulkan bahwa konsumsi buah merupakan strategi terbaik untuk meningkatkan asupan antioksidan. Tujuannya untuk mengurangi stres oksidatif dan menurunkan risiko kanker.
Nah, itulah beberapa fakta seputar diet fruitarian atau pola makan berbasis buah. Sepertinya terlalu berisiko untuk dicoba, ya?
Post a Comment